Minggu, 17 Juni 2012

Pengalaman Pertama Umroh yang menyejukkan

Alhamdulillah....Ya Allah, Engkau telah memberikan kesempatan pada hamba untuk datang ke rumahMu dengan cara yang sangat tidak disangka-sangka. Saya dan suami bisa berangkat umrah pada bulan Maret 2010, saya sendiri tidak paham caranya bisa berangkat.
Bermula dari keinginan yang kuat ingin pergi haji dari semenjak saya duduk di bangku SMA, seiring dengan waktu sampai pada saat saya setelah berkeluarga keinginan haji tetap saja ada, tapi entah kenapa niat untuk nabung juga sulit. Entah bagaimana pada sebelum bulan ramadhan keinginan itu semakin kuat, saya terus meminta ditiap akhir shalat saya untuk bisa datang kerumahNya, dibarengi dengan sedekah semampu saya pada anak yatim ataupun siapa yang perlu, inginnya berangkat di bulan ramadhan, kalaupun tidak cukup berangkat dengan suami saya sudah minta ijin pada suami saya bisa berangkat sendiri (karena suami sudah berangkat umrah). Ternyata untuk berangkat pada bulan ramadhan penuh dan harga travelnya cukup mahal, tapi saya yakin bisa berangkat asal saja Allah swt memberikan ijin itu dan ridho pasti semuanya lancar. Pada bulan ramadhan selesai shalat ashar tiba-tiba masuk ke ruangan kantorku tamu untuk atasanku. Tiba-tiba saja dia menawarkan mau tidak berangkat umrah sama-sama keluarganya? Subhanallah....saya terdiam sesaat dan saya jawab...beneran pak? becanda nih......serius saya, besok kamu kasih paspor ke sekretaris saya. Saat itu saya tidak bisa banyak bicara karena saya pikir gak mungkinlah dia semudah itu ngajak aku, kemudian ajakan itu saya anggap angin lalu saja, dan tetap saya terus memohon dan meminta kembali pada Allah swt supaya dapat ijin dan ridhoNya bisa bertamu ke rumahNya, selang seminggu saya dihubungi sekretarisnya meminta paspor, Ya Allah, jadi ini benar? jadi Engkau telah memberikan ijinNya? aku langsung sujud syukur....rencana kita berangkat di bulan Ramadhan tapi sayang rata-rata travel penuh, jadi kami tunda setelah bulan haji. 2 bulan sebelum berangkat saya minta ijin pada atasan untuk pergi umrah sebelum tugas rapat kerja akbar dimulai pada bulan April 2010, tanpa saya duga sebelumnya atasan saya mendukung dan menanyakan kenapa suami dan anak tidak diajak? Saya hanya bisa jawab kalau saya kan diajak jadi saya tidak punya uang cukup apalagi dengan menggunakan travel yang cukup mahal dan terkenal. Atasan saya hanya menjawab suami harus ikut, besok kamu ambil uangnya di kantor (karena pada saat ini kami ada di bandara Soeta, mau berangkat ke Bali untuk tugas kantor).
Lusanya atasan saya memberikan uang untuk mendaftarkan suami ikut serta, saya langsung mendaftarkan dan tentu atas ijin dari teman yang mengajak saya. Singkat cerita kami berangkat pada hari Minggu dengan menggunakan pesawat Garuda rute Jakarta - Mendinah, semalam sebelum berangkat tidak habis-habisnya saya tersenyum dan menitipkan anak-anak pada adik saya.
Perjalanan ditempuh kurang lebih 9,5 jam....jujur saja waktu yang cukup lama itu tidak terasa bagi saya, rasanya ingin cepat sampai Medinah. Kami tiba di King Abdul Aziz- madinah pada pukul 23.00 waktu setempat, kami dijemput dengan bus menuju Hotel Hilton di Medinah, selama perjalanan tidak henti-hentinya kalimat-kalimat tahmid, takbir rasa kantuk sama sekali tidak datang yang ada seperti mau bertemu pujaan hati yang sudah lama tidak bertemu....Allah Akbar...terlihat sinar terang sekali waktu kami mau memasuki kota mekah..itu Masjid Nabawi....tidak terasa air mata turun, Ya Rasulullah...hamba rindu... sampai di Medinah sekitar jam 02.00 pagi, pemandu kami mahasiswa Indonesia menyebutkan Masjid Nabawi baru buka jam 03.00 pagi jadi masih ada kesempatan check in di hotel kemudian siap-siap untuk shalat Subhuh di Masjid Nabawi. Sebelum adzan Subhuh, rasanya saya tidak sabar mengajak suami untuk turun ke bawah menuju Masjid.....Begitu masuk pintu Masjid Nabawi Subhanallah.....indah sekali masjid ini??? dalamnya terasa sekali amat sejuk, indah.....saya tidak tau darimana datang perassaan yang  begitu ringan ini datang, tidak henti-hentinya saya bershalawat untuk Nabi Muhammad saw....Adzan Subhuhnya juga begitu merdu didengar, sulit saya ceritakan, tapi saya menemukan ibadah yang begitu tenang, nikmat yang tiada taranya....selesai shalat subhuh kami kembali ke hotel untuk sarapan dan kembali lagi untuk shalat Dhuha kemudian ke makam Rasulullah saw (untuk wanita hanya bisa lihat dari jauh ) Disunahkan untuk shalat 2 raka'at di rodhoh (merupakan tempat dimana antara mimbar dan rumah Rasulullah saw, dimana salah satu tempat yang do'anya di ijabah Allah saw, dan juga merupakan taman syurga kelak....Subhanallah)
PAda saat itu banyak sekali jamaah dari seluruh dunia ingin bisa shalat di Rodhoh padahal tempatnya kecil sekali kalaupun muat hanya cukup 5-6 orang, apalagi mereka wanita-wanita yang badannya tinggi besar seperti Afrika, Timur Tengah dll.....Saya hanya bisa melihat makam Rasulullah saw dari jauh....Ya Allah, terima kasih telah Kau ijinkan hamba datang kesini, tapi hamba juga ingin sekali bisa shalat disini...boleh yaaa...saya kan sudah jauh-jauh datang ingiiiiinnnn sekali bisa shalat, Engkau Maha Pemurah, Ya Rasulullah ijinkan hamba shalat disini.....saya tidak tahu kemana orang-orang besar itu, tiba-tiba di hadapan saya kosong....Alhamdulillah...saya bisa shalat 2 raka'at....nikmatnya Ya Allah.....
Selama 2 hari di Medinah rasanya tidak cukup, masih ingin terus-terusan shalat di Masjid Nabawi...entah kenapa rasanya tenang sekali, saya hanya punya waktu sebentar dengan suami jalan-jalan disekitar masjid pada saat setelah dhuha dan Shalat Ashar sambil menunggu waktu Shalat Maghrib. Pada saat itu tidak ada sama sekali keinginan untuk belanja entah kenapa, pokoknya inginnya di Masjid....Alhamdulillah, saya tidak menemui hambatan segalanya mudah, soal makanan saya tidak kesulitan apapun makanan di Hotel buat saya enak.. Alhamdulillah...Selama di mesjid entah kenapa banyak sekali ibu-ibu orang Timur Tengah memberikan tempat untuk saya shalat (soalnya saya mungil, jadi gampang hehehe) dan pipi saya seringkali dicubit dengan halus dan senyum, seringkali saya diberi coklat ataupun permen. Pendek kata nikmat sekali....
Hari ke-3 kami berangkat ke Mekah, kami sudah memakai pankaian lengkap buat pria dengan ihramnya, kami mengambil Miqat di..........perjalanan Medinah - Mekah kurang lebih 4 jam, kami berangkat setelah Maghrib, jadi kami dianjurkan untuk menqoshar Maghrib dan Isya (masing-masing 2 raka'at) Sampai di Makah, rasanya saya amat takjub kami masuk jalan di bawah ka'bah menuju Hotel Zam zam, setelah check in, kami semua sama-sama melaksanakan ibadah haji kecil (umrah) masuk ke Masjidil Haram saya hanya bisa takjub dan sama sekali tidak bisa menangis, saya terus mengucapkan Tahmid dan Takbir..sebelum tawaf kami dianjurkan minum air Zam zam dahulu...Masya Allah...rasanya segar dan nikmat sekali, mungkin kali ini saya menemukan air mineral senikmat ini.....Tidak henti-hentinya saya pandangi ka'bah....ini kiblat kaum muslim di seluruh dunia.. yang ikut tawaf bersama kami juga para malaikat Allah swt. semua makhlukNya....kemudian dilanjutkan dengan Sa'i yaitu jalan/lari-lari kecil dari bukit Safa dan Marwah, dimana kita ikut merasakan perjuanagan seorang ibu untuk memberi minum anaknya yang masih balita yaitu Nabi Ismail sa....7x juga kami bolak balik.....tempatnya nyaman, dingin...Ya Allah...nikmat sekali perjalanan ini, selesai sudah ibadah haji kecil kami, bedanya dengan Haji Besar tidak adanya wukuf di Arafah dan lempar jumrah. Kami kembali ke Ka'bah, saya tidak bosan-bosannya memandang Ka'bah, dan saya mengajak suami untuk bisa shalat sunnah 2 raka'at di Hijir Ismail, sudah malam juga tetap saja penuh...Alhamdulillah kami dapat tempat untuk shalat sedikit agak lama untuk bermunajat.....Setelah itu saya mencoba untuk dapat mencium Hajar aswad, tapi tidak berhasil (memang tidak dengan niat yang sungguh-sungguh meminta) Saya hanya berucap dalam hati...Ya Allah, nanti saya bisa kesini lagi yaa....saya ingin bawa anak-anak. Rasanya belum pernah cukup di Masjidil Haram....Saya memohon di Multajam do'a untuk keluarga, anak-anak, adik-adik, kakak dan yang pasti kedua orang tua saya yang sudah berpulang kepangkuan Allah swt.
Kalau ditanya pengalaman apa saja selama umrah atau menemui kejadian apa saja yang aneh? hmmm....gak ada tuh, yang pasti waktu di Indonesia saya hanya niat untuk ibadah bukan mau jalan-jalan, saya ingin tau secara langsung sejarah penyebaran agama Islam. Palingan seringkali nunggu suami setelah shalat biasanya kami janjian ketemu di depan gerbang Mesjid, nah...saya yang selalu paling dulu sampe jadi nunggunya suka lama....tapi buat saya nikmati saja, pernah satu kali setelah shalat subhuh di Mesjid Nabawi saya nunggu lama sekali hampir masuk dhuha tapi belum kelihatan juga, hand phone tidak saya bawa, akhirnya saya sendiri ke hotel dan langsung ke tempat breakfast, eehh....ternyata suamiku lagi asyik makan dengan teman-teman yang lain, aku tanya aku nungguin lama di tempat biasa dia bilang gak kelihatan,  kata teman saya....gantian soalnya kamu yang suka ninggalin suami kalau tugas kantor lama ke luar kota hehehe....mungkin juga. Selebihnya Alhamdulillah segala sesuatunya mudah....
Setelah 3 hari di Mekah, kami melakukan tawaf wa'da (perpisahan) rasanya malas sekali pulang belum puas menikmati keindahan dan kenikmatan ibadah di Masjidil Haram....terakhir saya mohon dengan amat sangat supaya bisa kembali lagi untuk Haji Besar....benar kata yang sudah pernah haji pasti ingin kembali lagi ada sesuatu yang susah saya ceritakan, tapi kerinduan dan kenikmatan jika berada di Masjid Nabawi juga Masjidil Haram..... Insya Allah...

Minggu, 10 Juni 2012

Dimana ujung akhirku?

Setiap kejadian ada hikmahnya yang sudah Allah swt tetapkan...kita terkadang belum memahami apa maksud kejadian itu.Saya teringat waktu masih usia sekitar 5 tahun, mamaku cerita tentang Allah swt hanya satu, Esa...saya berpikir berarti satu di Bandung, satu di Jakarta, dan satu-satu yang lain di tiap kota...mamaku hanya tersenyum....dengan sabar menerangkan, walau tetap saya terus bertanya, bagaimana rupa Allah swt itu? siapa yang menciptakan? apakah baik atau jahat? Yang aku ingat mamaku pada saat itu tidak bisa menjawab apa yang saya bisa pahami....kemudian aku ingat mamaku panggil guru agama, Pak Muslich kami panggil, saya pertama kali diceritakan soal nabi Adam, bagaimana manusia diciptakan....dengan sabar beliau menjelaskan kalau Allah swt tidak berujud, tapi bisa kita rasakan dengan semua yang diciptakanNya seperti bulan, bintang, matahari, awan, hewan, tumbuh-tumbuhan.....saya juga diajarkan mengaji dan shalat. Terkadang kalau beliau datang saya masih ingin main jadi pasti malas-malasan untuk mengaji, tapi beliau dengan sabar mengajak untuk mendengarkan cerita tentang nabi-nabi kali ini tidak mengaji, karena saya merasa sulit sekali belajar bahasa arab. Pada akhirnya saya sangat menyukai cerita-cerita tentang nabi-nabi, bagaimana para nabi disayang oleh Allah swt....ujung-ujungnya beliau bilang..'mau disayang Allah swt juga Okke seperti nabi-nabi? aku spontan menjawab 'mau!!' nah...kita belajar bahasa arab karena di dalam Al-Qur'an ini semua cerita para nabi ada, Allah swt sayang pada orang yang rajin shalat dan mengaji.....Ya Allah, begitu beruntungnya saya dapat guru agama seperti beliau...saya banyak tau tentang dasar-dasar Islam dari pak Muslich, cara berprilaku secara horizontal dan vertikal pada kedua orang tua kami.Lingkungan  saya yang membesarkan punya teman-teman yang mayoritas rajin ke mesjid, saya amat bersyukur......
Kalau boleh saya feedback pada jalan hidup saya, seharusnya saya tidak boleh mengeluh tapi justru seharusnya mensyukuri...
Hidup ini akan terus berjalan sesuai dengan waktu yang terus berjalan, usia semakin tua yang hanya diisi bekal ilmu juga iman yang tidak banyak, saya sadari begitu banyak membuang waktu untuk sesuatu hal yang tidak menambah pada bekal hidup saya. kalau bukan dari diri sendiri memperbaiki siapa lagi? tentu saja itu juga karena ijin dan bimbingan Allah swt.
Kita sebagai manusia hanya bisa menjalani hidup ini dengan sabar, hati-hati dan tawakal sesuai dengan tuntunan tang diajarkan oleh nabi kita Muhammad saw...berdasarkan Al-qur'an dan hadis.
Dimana ujung akhirku?
Yang pasti ketika menurut Sang Khaliq yang mempunyai jiwa setiap makhluknya di seluruh alam raya ini, sudah cukup diberikan waktunya menikmati hidup di dunia, belajar dari ilmu yang di dapat...
tapi kapan waktu itu akan datang? Maut yang memutuskan segala kenikmatan dunia, memisahkan dengan orang-orang yang kita kasihi...
Bukannya mau menantang, tapi karena kita tidak pernah tau kapan giliran kita...terkadang kita sebagai manusia seringkali khilaf dan tergelincir dengan bisikan dan ajakan syetan yang terkutuk karena syetan berlomba-lomba untuk mengajak turunan Adam ssama-sama mendiami neraka seperti janjinya pada Allah swt.
Apa yang kita alami sekarang adalah akibat dari segala perbuatan kita sebelumnya, tapi terkadang kita selalu bertanya kenapa jadi begini? Jarang sekali kita menyadari kalau itu semua hasil dari perbuatan kita? tetapi terkadang kita tidak pernah tau apa jalan yang Allah swt berikan untuk kita....
Mungkin kuncinya kita selalu mengingat Allah swt, kita belajar untuk merasakan kalau Dia selalu mengawasi kita...lidah selalu basah dengan mengucapkan tahmid, takbir ...berdzikir mengagungkan kebesaranNya.
Sehingga kalau saatnya kita dipanggil  menghadap sedikitnya kita siap apa yang akan dipertanyakan oleh Malaikat Munkar dan Nakir.