Minggu, 10 Juni 2012

Dimana ujung akhirku?

Setiap kejadian ada hikmahnya yang sudah Allah swt tetapkan...kita terkadang belum memahami apa maksud kejadian itu.Saya teringat waktu masih usia sekitar 5 tahun, mamaku cerita tentang Allah swt hanya satu, Esa...saya berpikir berarti satu di Bandung, satu di Jakarta, dan satu-satu yang lain di tiap kota...mamaku hanya tersenyum....dengan sabar menerangkan, walau tetap saya terus bertanya, bagaimana rupa Allah swt itu? siapa yang menciptakan? apakah baik atau jahat? Yang aku ingat mamaku pada saat itu tidak bisa menjawab apa yang saya bisa pahami....kemudian aku ingat mamaku panggil guru agama, Pak Muslich kami panggil, saya pertama kali diceritakan soal nabi Adam, bagaimana manusia diciptakan....dengan sabar beliau menjelaskan kalau Allah swt tidak berujud, tapi bisa kita rasakan dengan semua yang diciptakanNya seperti bulan, bintang, matahari, awan, hewan, tumbuh-tumbuhan.....saya juga diajarkan mengaji dan shalat. Terkadang kalau beliau datang saya masih ingin main jadi pasti malas-malasan untuk mengaji, tapi beliau dengan sabar mengajak untuk mendengarkan cerita tentang nabi-nabi kali ini tidak mengaji, karena saya merasa sulit sekali belajar bahasa arab. Pada akhirnya saya sangat menyukai cerita-cerita tentang nabi-nabi, bagaimana para nabi disayang oleh Allah swt....ujung-ujungnya beliau bilang..'mau disayang Allah swt juga Okke seperti nabi-nabi? aku spontan menjawab 'mau!!' nah...kita belajar bahasa arab karena di dalam Al-Qur'an ini semua cerita para nabi ada, Allah swt sayang pada orang yang rajin shalat dan mengaji.....Ya Allah, begitu beruntungnya saya dapat guru agama seperti beliau...saya banyak tau tentang dasar-dasar Islam dari pak Muslich, cara berprilaku secara horizontal dan vertikal pada kedua orang tua kami.Lingkungan  saya yang membesarkan punya teman-teman yang mayoritas rajin ke mesjid, saya amat bersyukur......
Kalau boleh saya feedback pada jalan hidup saya, seharusnya saya tidak boleh mengeluh tapi justru seharusnya mensyukuri...
Hidup ini akan terus berjalan sesuai dengan waktu yang terus berjalan, usia semakin tua yang hanya diisi bekal ilmu juga iman yang tidak banyak, saya sadari begitu banyak membuang waktu untuk sesuatu hal yang tidak menambah pada bekal hidup saya. kalau bukan dari diri sendiri memperbaiki siapa lagi? tentu saja itu juga karena ijin dan bimbingan Allah swt.
Kita sebagai manusia hanya bisa menjalani hidup ini dengan sabar, hati-hati dan tawakal sesuai dengan tuntunan tang diajarkan oleh nabi kita Muhammad saw...berdasarkan Al-qur'an dan hadis.
Dimana ujung akhirku?
Yang pasti ketika menurut Sang Khaliq yang mempunyai jiwa setiap makhluknya di seluruh alam raya ini, sudah cukup diberikan waktunya menikmati hidup di dunia, belajar dari ilmu yang di dapat...
tapi kapan waktu itu akan datang? Maut yang memutuskan segala kenikmatan dunia, memisahkan dengan orang-orang yang kita kasihi...
Bukannya mau menantang, tapi karena kita tidak pernah tau kapan giliran kita...terkadang kita sebagai manusia seringkali khilaf dan tergelincir dengan bisikan dan ajakan syetan yang terkutuk karena syetan berlomba-lomba untuk mengajak turunan Adam ssama-sama mendiami neraka seperti janjinya pada Allah swt.
Apa yang kita alami sekarang adalah akibat dari segala perbuatan kita sebelumnya, tapi terkadang kita selalu bertanya kenapa jadi begini? Jarang sekali kita menyadari kalau itu semua hasil dari perbuatan kita? tetapi terkadang kita tidak pernah tau apa jalan yang Allah swt berikan untuk kita....
Mungkin kuncinya kita selalu mengingat Allah swt, kita belajar untuk merasakan kalau Dia selalu mengawasi kita...lidah selalu basah dengan mengucapkan tahmid, takbir ...berdzikir mengagungkan kebesaranNya.
Sehingga kalau saatnya kita dipanggil  menghadap sedikitnya kita siap apa yang akan dipertanyakan oleh Malaikat Munkar dan Nakir.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar